Konsep Tri Hita Karana untuk Pengembangan Budaya Harmoni melalui Pendidikan Karakter

  • Amalia Puspayanti Balai Diklat Keagamaan Denpasar, Kementerian Agama, Bali
  • I Wayan Lasmawan Universitas Pendidikan Ganesha, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Bali
  • I Gusti Putu Suharta Universitas Pendidikan Ganesha, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Bali
DOI: https://doi.org/10.36052/andragogi.v11i1.314
Abstract Views: 266 | PDF Downloads: 205

Downloads

Download data is not yet available.
  
Keywords: Harmoni, Pendidikan Karakter, Tri Hita Karana

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan konsep Tri Hita Karana untuk membangun harmoni melalui pendidikan karakter. Hubungan harmonis antara manusia dan manusia sudah tidak ada lagi seperti dulu. Konsep Tri Hita Karana dalam agama Hindu mengajarkan bahwa hubungan kerjasama harus diciptakan agar ada kebahagiaan di dunia ini. Keharmonisan ini dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia dan lingkungannya, serta keberlangsungan kehidupan manusia dan lingkungannya menjadi lebih baik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui penelitian pustaka menggunakan sumber data dari beberapa jurnal dan buku. Berdasarkan kajian pustaka yang dikumpulkan dapat dideskripsikan secara kualitatif gambaran tentang ajaran Tri Hita Karana yang dapat dijadikan landasan dalam membangun harmoni melalui pendidikan karakter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arah pembangunan pendidikan Indonesia telah sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Salah satu prioritas pembangunan adalah pendidikan karakter. Pendidikan karakter fokus pada pembentukan generasi Indonesia yang berakhlak mulia dan berilmu, bersumber pada agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Generasi berkarakter diharapkan mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup tertinggi yakni di dunia dan di akhirat. Tujuan tersebut selaras dengan konsep harmoni dalam ajaran Tri Hita Karana. Tri Hita Karana mengajarkan untuk menjaga keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan (Parhyangan), manusia dengan sesama (Pawongan), dan manusia dengan alam (Palemahan). Proses belajar dan interaksi sosial yang terjadi dalam membangun karakter melibatkan ketiga konsep yang ada dalam ajaran Tri Hita Karana. Implementasi pendidikan karakter dijalankan dalam bentuk projek penguatan profil pelajar sebagai sarana enkulturasi dan sosialisasi nilai-nilai.

Author Biographies

I Wayan Lasmawan, Universitas Pendidikan Ganesha, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Bali

 

 

I Gusti Putu Suharta, Universitas Pendidikan Ganesha, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Bali

 

 

References

Anwar, C. (2014). Hakikat Manusia dalam Pendidikan. Yogyakarta: SUKA-Press.

Apriani, E. (2016). A New Literacy: The Role of Technology to Develop Student’s Character. Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, 21(1), 59–72. https://doi.org/10.19109/td.v21i1.742

Ardika, I. W. (2007). Pusaka Budaya dan Pariwisata. Denpasar: Pusaka Larasan.

Atmadja, N. B. (2019). Tri Hita Karana. Singaraja: LP3M Universitas Pendidikan Ganesha.

Bowen, G. A. (2009). Document Analysis as a Qualitative Research Method. Qualitative Research Journal, 9(2), 27–40. https://doi.org/10.3316/QRJ0902027

Brata, I. B., Rulianto, R., & Wartha, I. B. N. (2020). Strategi Menghadapi Tantanan Arus Budaya Global melalui Pendidikan Karakter Berbasis Budaya. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan Missio, 12(2), 130–139. https://doi.org/10.36928/jpkm.v12i2.419

Christiana, E. (2013). Pendidikan yang Memanusiakan Manusia. Humaniora, 4(1), 398–410. https://doi.org/10.21512/humaniora.v4i1.3450

Direktorat KSKK Madrasah. (2022). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila &. In Jakarta. Dirjen Pendis Kemenag RI.

Fukuyama, M. (2018). Society 5.0: Aaiming for A New Human-Centered Society. Japan Spotlight, 47–50. https://www.jef.or.jp/journal/pdf/220th_Special_Article_02.pdf

Hakim, D. (2014). Implementasi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah. Religi: Jurnal Studi Islam, 5(2), 145–168. https://journal.unipdu.ac.id/index.php/religi/article/view/419

Ibrahim, R. (2013). Pendidikan Multikultural: Pengertian, Prinsip, dan Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam. ADDIN, 7(1), 129–154. https://doi.org/10.21043/addin.v7i1.573

Ilham, D. (2019). Menggagas Pendidikan Nilai dalam Sistem Pendidikan Nasional. Didaktika: Jurnal Kependidikan, 8(3), 109–122. https://doi.org/10.58230/27454312.73

Kawuryan, S. P. (2019). Relevansi Konsep Pemikiran Pendidikan dan Kebudayaan George S. Counts dan Ki Hajar Dewantara dengan Kompetensi Peserta Didik Abad 21. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 16(2), 175–186. https://doi.org/10.21831/JC.V16I2.22045

Kementerian Pendidikan Nasional. (2011). Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter.

Kusniningsih, S. H. (2016). Kontribusi Pendidikan Karakter Bangsa dalam Membangun Jati Diri Siswa. https://bpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/09/Membangun-Jati-Diri-Siswa-Melalui-Pendidikan-Karakter-Bangsa.pdf

Muchlas, S., & Hariyanto, H. (2011). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, R. (2011). Mengartikulasi Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.

Nida, F. L. K. (2013). Intervensi Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg dalam Dinamika Pendidikan Karakter. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 8(2), 271–290. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21043/edukasia.v8i2.754

Ningsih, T., Zamroni, Z., & Zuchdi, D. (2015). Implementasi Pendidikan Karakter di SMP Negeri 8 dan SMP Negeri 9 Purwokerto. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi, 3(2), 225–236. https://doi.org/10.21831/jppfa.v3i2.9811

Omeri, N. (2015). Pentingnya Pendidikan Karakter dalam Dunia Pendidikan. Manajer Pendidikan: Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana, 9(3), 464–468. https://doi.org/10.33369/mapen.v9i3.1145

Prasetyo, B., & Trisyanti, U. (2019). Revolusi Industri 4.0 dan Tantangan Perubahan Sosial. SEMATEKSOS 3 "Strategi Pembangunan Nasional Menghadapi Revolusi Industri 4.0, 22–27.

Septiarti, S. W., Hanum, F., Wahyono, S. B., Astuti, S. I., & Efianingrum, A. (2017). Sosiologi dan Antropologi Pendidikan (Pertama). Yogyakarta: UNY Press.

Sidi, P. (2014). Krisis Karakter dalam Perspektif Teori Struktural Fungsional. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi, 2(1), 72–81. https://doi.org/10.21831/jppfa.v2i1.2619

Sugiarta, I. M., Mardana, I. B. P., & Artanayasa, I. W. (2019). Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara (Tokoh Timur). Jurnal Filsafat Indonesia3, 2(3), 124–136. https://doi.org/10.23887/jfi.v2i3.22187

Susanti, S. E. (2016). Spiritual Education: Solusi Terhadap Dekadensi Karakter dan Krisis Spiritualitas di Era Global. Humanistika: Jurnal Keislaman, 2(1), 1–42. https://ejournal.inzah.ac.id/index.php/humanistika/article/view/136

Tilaar, H. A. R. (2003). Kekuasaan dan Pendidikan: Suatu Tinjauan dari Perspektif Studi Kultural. Magelang: Indonesia Tera.

Yusuf, M. (2017). Pendidikan Karakter Menuju Generasi Emas 2045. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan, 9–16. https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snip/article/view/11140

Published
2023-06-30